ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH...

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH... SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI...
Blog ini berisi share dari berbagai situs yang kami telusuri, yang terkadang kami cantumkan sumbernya, namun juga terkadang tidak kami cantumkan sumbernya karena sesuatu hal, maka kami mohon ma'af jika ada artikel dari blog lain yang kami copy paste disini ternyata tidak kami cantumkan sumbernya.
SEMOGA BERMANFA'AT...

Jumat, 05 Oktober 2012

HAK IBU LEBIH BESAR DARI PADA HAK AYAH


Di dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 Allah Subhanahu wa Ta’alaa berfirman :

“Arti : Kami perintahkan kpd manusia supaya beruntuk baik kpd kedua orang tuanya, ibu mengandung dgn susah payah, dan melahirkan dgn susah payah (pula). Mengandung sampai menyapih ialah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umur sampai empat puluh tahun ia berdo’a, “Ya Rabb-ku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yg telah Engkau berikan kpdku dan kpd kedua orang tuaku dan supaya aku dpt beruntuk amal yg shalih yg Engkau ridlai, berilah kebaikan kpdku dgn (memberi kebaikan) kpd anak cucuku. Sesungguh aku bertaubat kpd Engkau dan sesungguh aku termasuk orang-orang yg berserah diri”.

Ukuran terendah mengandung sampai melahirkan ialah 6 bulan (pada umum ialah 9 bulan 10 hari) di tambah 2 tahun menyusui anak jadi 30 bulan, sehingga tdk bertentangan dgn surat Lukman ayat 14. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yg pertama ialah hamil kemudian melahirkan dan selanjut menyusui. Karena itu kebaikan kpd ibu tiga kali lebih besar dari pada kpd bapak.

Dalam hadits yg diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.

“Arti : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Datang seseorang kpd Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kpd siapakah aku hrs berbakti pertama kali ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Ia berta lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’, Orang tersebut berta kembali, ‘Kemudian siapa lagi, ‘Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Bapakmu’ “[Hadits Riwayat Bukhari (AL-Ftah 10/401) No. 5971, Muslim 2548]

Imam Adz-Dzhabai dalam kitab Al-Kabair berkata :
“Ibumu telah mengandungmu di dalam perut selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yg hampir saja menghilangkan nyawanya. Dan dia telah menyusuimu dari teteknya, dan ia hilangkan rasa kantuk krn menjagamu. Dan dia cuci kotoranmu dgn tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas diri serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuan sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikannmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak dari kesusahan yg luar biasa dan panjang sekali kesedihan dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yg mengobatimu dan seandai dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dgn suara yg paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dgn akhlak yg tdk baik. Dia selalu mendo’akanmu dgn taufiq, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat di sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yg tdk berharga disisimu. Engkau kenyg dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan dia haus. Dan engkau mendahulukan beruntuk baik kpd istri dan anakmu dari pada ibumu. Dan engkau lupakan semua kebaikan yg pernah dia untuk. Dan rasa berat atasmu memelihara padahal ialah urusan yg mudah. Dan engkau kira ibumu ada di sisimu umur panjang padahal umur pendek. Engkau tinggalkan padahal dia tdk pu penolong selainmu.

Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dgn celaan yg lembut. Dan engkau akan disiksa di dunia dgn durhaka anak-anakmu kpdmu. Dan Allah akan membalas di akhirat dgn dijauhkan dari Allah Rabbul ‘Aalamin. Dan Allah berfirman di dalam surat Al-Hajj ayat 10 :

“Arti : (Akan dikatakan kpdnya), ‘Yang demikian itu, ialah disebabkan peruntukan yg dikerjakan oleh kedua tanganmu dahulu dan sesungguh Allah sekali-kali tdk pernah beruntuk zhalim kpd hamba-hambaNya”.

Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besar jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kpd anak tdk bisa dihitung. Ketika Ibnu Umar menemui seseorang yg menggendong ibu beliau mengatakan, “Itu belum bisa membalas”. Kemudian juga beberapa riwayat[1] disebutkan bahwa seandai kita ingin membalas jasa orang tua kita dgn harta atau dgn yg lain, masih juga belum bisa membalas. Bahkan dikatakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


“Arti : Kamu dan hartamu milik bapakmu” [Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Jabir, Thabrani dari Samurah dan Ibnu Mas’ud, Lihat Irwa’ul Ghalil 838]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar