Sudah sekian lama masyarakat
khususnya di Indonesia ini kebanyakan jatuh cinta kepada music. Sehingga hampir
disetiap saat dan disetiap tempat selalu terdengar suara alunan music. Bermacam-macam
jenis irama music, mulai dari jenis music klasik, pop, jazz, rock, dangdut
hingga irama padang pasir. Mulai dari music daerah sampai music luar negri.
Mulai music yang bertemakan lagu nasehat, cinta, motivasi sampai jenis lagu
yang sesat dan mejerumuskan. Mulai dari music yang di gubah dengan penuh
penghayatan dan perasaan sampai music yang asal jadi saja juga ada. Pokoknya
bermacam-macam lah jenis music ini.
Tapi tahukah anda bahwa dalam
hukum fiqih Islam sebagian besar ulama menyatakan bahwa haram hukumnya music
ini. Karena music dapat melalaikan seseorang dari beribadah kepada Allah. Namun
memang tidak semua ulama mengharamkannya dengan alasan niat. Apabila niat lagu
dalam music tadi memang untuk mengingatkan kearah kebaikan karena Allah ya
silahkan saja. Tapi bila tujuannya bukan karena Allah, misalnya saja untuk
kekayaan materi, popularitas dan ketenaran, untuk kesombongan dan lain-lain,
maka hukumnya kembali pada hukum awalnya tadi. Maka muncullah jenis lagu nasyid
yang merupakan perkembangan dari music qasidah.
Seiring dengan waktu, maka jenis
lagu nasyid ini pun selalu berubah mengikut kebiasaan atau warna music yang
sedang trend pada saat itu, mulai dari akapela (tanpa alat music), dengan
rebana saja, dengan orchestra, bahkan sekarang dengan kecanggihan teknologi
music nasyid bisa di olah hanya dengan seperangkat computer saja. Dengan
berbagai aliran, agar musik nasyid ini mudah di terima di kalangan umum. Dan
memang akhirnya itulah yang terjadi, nasyid bukanlah hal yang special lagi
sekarang, karena sudah umum. Maka perkembangan grup-grup nasyid ini tumbuh
pesat bagaikan jamur dimusim hujan.
Memang alasan utama nasyid ini
dibuat untuk mengantisipasi music dan lagu yang beredar di pasaran. Betapa
banyak lagu yang merusak moral sampai aqidah. Nasyid mulai di perkenalkan dan
di bawakan dari panggung ke panggung, acara resmi keagamaan, bahkan sekarang
selalu menggisi acara-acara pesta pernikahan. Yah, harus di akui keberadaan
nasyid ini sangat membantu dalam hal antisipasi maksiat yang biasa disebabkan
oleh hiburan rakyat pada pesta-pesta atau acara apa saja pada umumnya.
Bayangkan saja, biasanya hiburan rakyat zaman sekarang ini biasanya selalu
berbau maksiat. Mulai dari pakaian penyanyinya, goyangan penyanyi yang menari
tidak senonoh, sampai lagunya juga yang berbau mesum yang tak pantas dinyanyikan.
Dann parahnya lagi biasanya yang melihat hiburan itu tidak pandang usia, tua
sampai anak-anak. Betapa menyedihkan. Nasyid hadir untuk membatasi dan
mengantisipasi ini semua.
Namun apakah semua penyanyi
nasyid (munsyid) ini mempunyai niat yang sama untuk dakwah?
Ternyata tidak. Ada juga beberapa munsyid yang
justru memanfaatkan nasyid sebagai sarana untuk mencari ketenaran semata. Merasa
jika sudah menjadi seorang munsyid maka sudah tenar, popular, banyak fans dan
penggemar sehingga menjadi sombong karena banyak yang mengidolakannya. Sementara
setiap munsyid pasti sudah tahu bahwa sikap ini sungguh sangat dibenci Allah
dan juga manusia. Dan ada juga munsyid yang hanya mencari uang semata. Dengan memasang
tarif super tinggi yang sulit dijangkau oleh orang-orang ekonomi rendah,
padahal terkadang mereka ingin agar nasyid yang menjadi hiburan pada acara yang
mereka buat tersebut. Namun karena tarif yang terlalu mahal, akhirnya mereka
mengisi acara hiburan dengan music alternatif yang sungguh sangat jauh dari
syar’i.
Sadarlah
wahai para munsyid. Tugas kalian adalah dakwah, mengajak manusia kearah yang
lebih baik dengan sarana hiburan music. Bagaimana kalian bisa mengajak kearah
kebaikan jika niat dihati bukan karena Allah? Maka luruskanlah niat kalian
semua. Lihatlah orang-orang yang biasa menghibur itu, yang lebih di dominasi
kaum wanita, yang tidak malu-malu membuka auratnya di depan para penontonnya,
yang rela menyanyi lagu yang berbau maksiat walaupun sampai tengah malam, yang
hanya mengharapkan lembaran uang sebesar 50.000 rupiah saja. Kemanakah semangat
dakwah kalian? Apakah kalian tega membiarkan masyarakat terus menerus disuguhkan
hiburan yang tidak bermanfaat bahkan menjerumuskan itu?
Sekali
lagi luruskanlah kembali niat kalian. Jangan sampai dikuasai nafsu yang ada
pada diri sendiri. Sampaikanlah dakwah dalam alunan lagu-lagu nasyid itu. Ajaklah
sebanyak-banyaknya manusia kepada jalan Allah. Sampaikanlah dari hati agar
dapat masuk ke hati mereka. Berlombalah dalam kebaikan. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar