Tetanggaku satu ini, memang terbiasa lidahnya. Ada saja pembicaraan yang
lantas jadi gosip-gosip murahan keluar dan lisannya. Ibarat radar,
sinyalnya besar, ibarat wartawan ia jeli memilih berita, hingga oplah
penjualan berita dari bibir ke bibir selalu bikin heboh warga sekitar.
Sebagai tetangga, kami semua sudah sering menegurnya meski dengan bergurau.
Nggak capai Bu, ngejar berita melulu? Wartawan saja pake libur, habis ngeliput.Njenengan (kamu) kok nggak ada capainya”.
‘Lho ngomongin orang itu enak, Mbak. Lagian yang diomongin fakta bla..bla..bla”.
Selalu saja ada alasannya dan biasanya ia tertawa ngakak bila ditegur.
Sebenarnya Bu Nik -panggil saja begitu- orangnya baik, ringan tangan
menolong tetangga atau siapa saja yang membutuhkan tanpa diminta. Ia
juga supel dan ramah, hanya saja, lisannya itu membuat orang geleng
kepala dan mengelus dada.